Foto: Caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai NasDem Wayan Setiawan (kiri) saat bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Denpasar, SuaraRestorasi.com

Caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai NasDem Wayan Setiawan mengkritisi selama ini belum ada politisi Bali yang berani bersuara lantang memperjuangkan kepentingan Bali di pusat. Ia juga mengkritisi politisi yang hanya menyalurkan program hibah pusat. Karena itu dirinya berharap Bali bisa melahirkan politisi-politisi seperti Fahri Hamzah, dan Akbar Faisal, yang berani ngomong.

“Mana pernah kita dengar legislator kita bersuara di pusat. Ada yang pernah dengar? Paling pulang-pulang deketin konstituennya bawa traktor, bawa wantilan, tapi kalau ngotot, kalau ngomong memperjuangkan Bali, ayo coba tunjukkin kepada saya siapa legislator kita yang seperti itu. Kalau ada saya angkat topi,” kritiknya belum lama ini.

“Belum ada saya dengar politisi Bali itu yang betul-betul all out memperjuangkan daerah pemilihannya. Paling hanya memanfaatkan hibahnya, kasi traktor dan bibit sapi. Itu tidak menyelesaikan masalah,” sentilnya.

Namun Setiawan tetap mengembalikan sepenuhnya kepada rakyat, politisi seperti apa yang mereka inginkan. “Jadi sekarang gini, semuanya kembali ke rakyat. Kalau rakyat maunya seperti itu ya silakan saja,” tegasnya.

Di sisi lain Setiawan mengaku masih konsisten untuk memperjuangkan agar Tajen (sabung ayam) di Bali dilegalkan. Karena itulah dirinya tetap maju berjuang nyaleg ke DPR RI agar suaranya bisa didengar di pusat.

“Kenapa di pusat? Segala peraturan perundang-undangan itu kan dibuatnya di pusat. Contohnya walaupun ada Pergub di Bali mengatur tajen, kan diatasnya ada Undang-undang yang melarang tajen. Kalau untuk mengubah itu kan kita harus masuk ke sana, kita harus melakukan lobi di sana. Lintas parpol. Agar pasal-pasal melarang tajen itu bisa diamandemen. Bisa dirubah. Kan ada lobi seperti Undang-undang Provinsi Bali. Kan seperti itu. Perjuangannya itu kan di level nasional, bukan di Bali,” terangnya.

“Kalau kita di Bali okelah dibuatkan Pergub atau dibuatkan Perda semacam arak Bali. Tetapi kan ada perturan yang lebih tinggi diatasnya. Makanya saya bilang lebih bagus kalau aspirasi yang dari 10 tahun saya perjuangkan itu saya perjuangkan di RI. Terlepas dari hasil nanti. Kan itu tergantung jago-jago lobi. Apakah kita disana hanya duduk diam, dapat duit, atau kita ngomong kan gitu,” paparnya.

Di sisi lain Setiawan juga optimis dengan komposisi caleg DPR RI NasDem saat ini bisa memecahkan telur satu kursi di DPR RI. “Saya yakin seyakin-yakinnya dengan komposisi caleg yang sekarang Nasdem setidaknya dapat satu kursi dengan suara penuh. Mengingat ada nama-nama seperti Haji Masrur Makmur, Nengah Senantara, saya sendiri, Sudiara, Winatha, Gus Oka, Dayu Candrawati, dan Luh Nopi Jayanti dan lainnya. Jadi saya pikir dengan komposisi seperti itu minimal caleg membawa 15 ribu suara kan sudah cukup mendapatkan satu kursi, ditambah dengan suara partai,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa semua caleg di NasDem memiliki kekuatan di bidangnya masing-masing. Namun diantara 9 nama caleg DPR RI tersebut, Setiawan menyebut bahwa dirinya yang paling populer karena sudah dikenal oleh masyarakat sejak dulu, terutama dengan visi misinya saat itu yang viral di masyarakat.

“Semua caleg di NasDem kuat dan memiliki power dibidang nya masing-masing. Kalau saya diantara caleg Nasdem saya yang paling populer, namun belum tentu terpilih kan. Orang sudah tahu saya sudah dari dulu. Sementara caleg Nasdem lainnya kuat di finansial capital seperti Pak Senantara yang memiliki amunisi finansial yang kuat. Sementara Dayu Candrawati merupakan incumbent. Pak Masrur Makmur sebelumnya mendapatkan suara 60 ribu saat maju ke DPD. Anggap saja sekarang suaranya yang masih bertahan 30 ribu kan cukup untuk menopang yang lain. Apalagi suara 60 ribu itu bertahan, besar peluang Nasdem dapat kursi,” pungkasnya. (sr)

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *