Foto: Anggota DPRD Tabanan Partai Nasdem I Gusti Ngurah Sanjaya saat mengecek kotak budidaya lebah madu miliknya di kebunnya di Banjar Bugbugan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

Tabanan, SuaraRestorasi.com

Budidaya lebah madu belakangan semakin banyak diminati masyarakat. Tidak hanya memberikan potensi ekonomi yang menjanjikan, berbudiaya lebah maju juga sejatinya merupakan upaya untuk lebih dekat dengan alam, melestarikan alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Salah satu tokoh yang sangat konsern dan konsisten berbudidaya lebah dan telah banyak mendapat manfaat dari makhluk kecil mungil yang hidupnya berkoloni ini adalah Anggota DPRD Tabanan Partai Nasdem I Gusti Ngurah Sanjaya.

Di sela-sela kesibukannya sebagai wakil rakyat dari NasDem, Ngurah Sanjaya memberikan contoh yang baik dengan membudidayakan lebah madu di kampung halamannya di Banjar Bugbugan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Namun tidak sebatas mendalami aspek budidaya dan bisnis pelebahan, Ngurah Sanjaya mendalami betul karakter lebah dan filosofi kehiduan yang bisa dipelajari dari hewan penghasil madu ini.

“Lebah memiliki filosofi yang kuat mengajarkan kita hidup dalam tatatan sosial yang teratur, berbagi peran dalam keharmonisan dan penuh kebersamaan serta bagimana memberikan manfaat yang besar untuk alam dan manusia,” kata Ngurah Sanjaya, Minggu (27/3/2022).

Lebah madu merupakan insekta sosial yang hidup selalu dalam satu keluarga besar yang disebut koloni. Didalam satu koloni lebah madu terdapat satu ekor strata ratu, beberapa ratus ekor strata pejantan, dan beberapa puluh ribu ekor strata pekerja, serta telur larva dan pupa.

Setiap koloni lebah madu dihuni oleh tiga strata, yaitu ; strata ratu, strata pejantan dan strata pekerja yang mempunyai tugas sendiri-sendiri. Pembagian tugas tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya masing- masing sehingga kelangsungan dan kesanggupan membentuk koloni sangat kuat dan sangat menakjubkan.

Menurut Ngurah Sanjaya nilai-nilai yang bisa dipelajari dari kehidupan lebah madu ini seperti nilai persatuan dan pelayanan. Lebah madu bersatu membangun rumah, lebah pekerja mencarikan ratunya makan, menyanyangi ratu lebah. Lebah jantan tugasnya mengawini sang ratu lebah yang akan menghasilan lebah baru dan begitulah siklus kehidupan lebah terus berlangsung.

“Tingkat kebersamaan lebah madu ini mulai dari membangun rumah, mencari makanan, membuat saving atau cadangan makanan berupa madu perlu menjadi ceriminan bagaimana kita bisa hidup dalam kebersamaan yang harmonis,” ujarnya.

Kita juga bisa belajar bagaimana menabung atau berinvestasi dari lebah dan mengantisipasi kondisi buruk dimasa depan misalnya ketika tidak ada makanan. Itu dilakukan oleh lebah madu dengan menghasilkan madu.

“Sebenarnya madu adalah cadangan makanan lebah madu yang akan dikonsumsi saat tidak ada musim bunga. Maka kalau kita mau rutin ambil madunya maka kita harus siapkan makanan lebah madu yang tersedia sepanjang waktu sepanjang tahun. Jadi harus siapkan vegatasi atau bunga-bunga yang mengandung nectar dan polen. Dari sana kita akan menanam pohon dan bunga-bungagan dan otomatis  kita membantu  melestarikan lingkungan, menjaga alam,” papar Ngurah Sanjaya.

Kita juga bisa belajar menjalani hidup bersih dari perilaku lebah madu di alam. Dimana lebah madu mencari makan di tempat yagn bersih, bebas dari pestisida dan hanya memakan yang bersih-seperti seperti nektar bunga. Berkaitan dengan ini pula, Ngurah Sanjaya membudidayakan lebah secara organik.

Artinya pakan yang dimakan lebah madu dari pohon maupun bunga dan jenis tanaman lainnya bebas dari kontaminasi pestisida. Tentunya pola organik ini akan menghasilkan kualitas madu yang lebih bagus, lebih sehat dan aman.

“Lingkungan hidup lebah madu harus bebas pestisida, itu mengarah pada pertanian organik, tanaman organik,” ujar wakil rakyat dari NasDem yang juga dikenal dengan berbagai karya nyatanya di tengah masyarakat.

Lebih lanjut Ngurah Sanjaya menerangkan lebah punya peran vital bagi keseimbangan eksosistem. Dari sudut pandang ekologis, bisa dikatakan semua jenis lebah adalah agen penyerbukan atau polinasi bagi tanaman. Lebah membutuhkan nektar dan serbuk sari pada bebungaan. Serbuk sari merupakan bagian dari bunga yang berfungsi sebagai pembawa gamet jantan bagi bunga.

Dalam proses mengumpulkan nektar dan serbuk sari inilah peluang terjadinya penyerbukan bunga. Serbuk sari seringkali menempel dalam tubuh lebah dan kemudian jatuh pada putik. Jatuhnya serbuk sari pada putik memungkinkan terjadinya pembuahan pada bakal biji di dalam bunga itu sendiri.

“Lebah madu adalah penyerbuk alami, buah-buahan yang kita makan ada peran lebah disana untuk melakukan penyebukan. Lebah madu juga menghasilkan madu yang bisa kita nikmati. Jadi sangat besar jasa lebah bagi kehidupan kita,” tutur Ngurah Sanjaya.

Sementara itu perjalanan Ngurah Sanjara memulai budidaya lebah madu dimulai di awal pandemi tahun 2020 lalu.  Jenis lebah madu yang dibudidayakan adalah jenis lebah Apis Cerana. “Ini jenis lebah Asia yang banyak beredar di lingkungan kita dan budidayanya juga tergolong mudah asalkan tersedia pakan dalam jumlah memadai dan berkelanjutan,” kata Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Tabanan ini.

Lebah Apis Cerana ini dibudidayakan dalam kotak khusus. Awalnya Ngurah Sanjaya hanya punya kurang dari 10 kotak namun kini sudah berkembang menjadi lebih dari 20 kotak dan akan terus dikembangkan. Hasil madunya dikemas dalam botol dan diberi label produk bernama Saje Ye Bee Farm dan baru dipasarkan di sekitar Tabanan.

“Saya sudah menggunakan model beternak lebah madu dengan pola yang lebih profesional dengan 20 kotak, masih kita kembangkan pelan-pelan sepanjang tanaman tersedia,” pungkas politisi NasDem yang juga sangat konsern di dunia pertanian ini. (sr-na)

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *