Foto: Anggota DPRD Kota Denpasar dari Partai NasDem, Made Yogi Arya Dwi Putra.

Denpasar, SuaraRestorasi.com

Anggota DPRD Kota Denpasar dari Partai NasDem, Made Yogi Arya Dwi Putra kembali maju bertarung ke DPRD Kota Denpasar dari Dapil Denpasar Timur pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Dia pun menegaskan akan berjuang all out agar kembali terpilih di periode kedua untuk melanjutkan perjuangan program-program ide gagasan yang belum bisa terealisasi karena dampak pandemi Covid-19.

Dia pun menegaskan konsern perjuangannya mewadahi kreativitas kepemudaan dan membangun ekonomi kreatif di kalangan pemuda misalnya dengan menggelar Bazar Duduk dan berbagai event-event yang juga mampu menggerakkan dan menggeliatkan perekonomian.

Lebih lanjut Yogi mengungkapkan bahwa di periode pertamanya sebagai anggota dewan telah dihadapkan dengan pandemi Covid-19 dan kinerjanya pun tidak maksimal selama dua tahun tersebut. Untuk periode yang kedua ini Yogi menjelaskan bahwa ia lebih  kepada penguatan ke apa yang menjadi agenda yang tertunda sebelumnya.

“Ada banyak sekali program-program tyang yang sifatnya kepemudaan. Sebagai kader partai saya siap ditugaskan kembali untuk mencalonkan diri,” ungkap Yogi yang bertugas di Komisi I DPRD Kota Denpasar ini.

Sementara terkait dengan program-program yang akan dilanjutkan atau dijalankan pada periode keduanya, Yogi menjelaskan bahwa ia ingin sekali kegiatan-kegiatan di anak muda itu sifatnya membangun ekonomi.

“Contohnya hal-hal sepele lah kita bilang lah bazar duduk gitu loh kita bilang, itu kan sebenarnya kalau kita cari konotasinya itu kan agak sedikit ke arah negatif,  kan karena kita berjualan kan nggak mungkin kita akan mendapatkan untung banyak dari menjual sate, teh botol, pasti bir, itu adalah sifatnya agak ke negatif. Itu kan awal dari bazar itu kan memang dari bagaimana dalam lingkungan pembelajaran itu mencari peluang-peluang itu, terus kemudian secara tidak langsung menjadi sebuah tradisi terus menerus,” papar Yogi.

Yogi mengatakan lebih lanjut bahwa sebenarnya dana-dana untuk kepemudaan tersebut sudah ada. Namun sekarang justru Dinas Pendidikan tersebut diubah menjadi pendidikan, pemuda, olahraga dan justru yang di kuatkan hanya di sektor pendidikannya saja. Menurut Yogi, mungkin anggaran di sektor kepemudaan tersebut hampir tidak ada atau mungkin menggunakan sistem anggaran yang pengajuan.

“Harusnya ada yang sifatnya kita buat festival, hal-hal yang membangkitkan sektor ekonomi, pendapatan dari pemuda itu sendiri kan tidak hanya dari Bazar duduk, tapi justru cenderung sekarang mencari aman, bazar duduk, bazar McD yang sebenarnya tidak ada nilai-nilai kreatifnya,” tegas politisi muda yang dikenal dekat dengan anak-anak muda, generasi milenial dan generasi Z di Kota Denpasar ini.

“Kalau tyang pribadi di pemuda tiang di banjar tiang sendiri itu pemuda nya sudah setiap tahun dan ini sudah tahun ke 5 kalau nggak salah, festival musik, festival ogoh-ogoh, festival-festival seperti nike. Yang buat bazar itu hanya banjar, karena memang kita membutuhkan dana untuk renovasi hampir nilai angka 2,1 miliar, jadi kita sepakati ambil bazar duduk. Itu pun bukan inisiatif dari pemuda. Itu adalah inisiatif dari banjar. Tapi dilibatkanlah pemuda. Diberikan berapa persen. Kalau tiang pribadi jujur, kita punya LPM, kita sekarang punya Sabha Yowana. Kalau dulu kan belum ada Sabha Yowana dan Karang Taruna, sekarang ada Karang Taruna, Sabha Yowan, cuman sifatnya memang bisa kita alokasikan gitu loh, seperti dana hibah bisa kita alokasikan, terus Musrembang di kelurahan ataupun di desa, anggaran desa, dana desa bisa kita pakai,” beber Yogi.

Yogi mengaku sempat mengusulkan untuk menggelar lomba penjor, namun tidak mendapatkan persetujuan. Padahal menurut Yogi, lomba penjor tersebut bisa mengasah jiwa seni para pemuda.

“Saat menyambut Galungan dan Kuningan kemarin yang sebenarnya pingin buat lomba penjor, cuma akhirnya enggak dapat jalan. Itu kan maksudnya mungkin kelihatannya sepele lomba penjor, tapi kan makna di balik daripada kegiatan itu kan adalah mengasah jiwa seni. Terindikasi banyak hal. Maksudnya lomba-lomba, kegiatan festival, kegiatan berkebun mungkin dan lain sebagainya, kan banyak sebenarnya yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna,” tuturnya.

Sementara terkait dengan persaingan dan juga sebagai incumbent di DPRD Kota Denpasar dari Dapil Denpasar Timur pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, Yogi menekankan pentingnya melakukan aksi nyata terhadap masyarakat dengan terus turun ke bawah sehingga bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Yogi menegaskan bahwa dirinya tidak akan memberikan janji apapun kepada masyarakat, namun akan terus melakukan pengabdian kepada masyarakat.

 “Kalau saya pribadi kita harus mengabdi kepada masyarakat. Kita memberikan 99%, 1% nya kita berikan pada diri kita. Berikan sepenuhnya dedikasi, kepercayaan kepada masyarakat. Saya tidak membuat janji-janji kepada masyarakat, kepada pemuda, tapi saya lama dari periode awal saya 2019 dilantik sampai saat ini pun saya terus bergerak ke bawah,” ungkap Yogi.

“Memang tujuannya pengabdian. Kalau kita hanya berbicara untuk kepentingan kita sendiri, kita tidak akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Yang penting bekerja turun ke bawah gitu aja. Kalau kita hanya koar-koar di media sosial, kita hanya mengkritisi, karena masyarakat saat ini tidak butuh hal seperti itu. Ya seperti itulah pengabdian ke masyarakat, langsung turun lah ke masyarakat. Tidak semua memang kita bisa sentuh, tapi kan setidaknya dari satu, kedua, ketiga setiap harinya, mudah-mudahan memberikan akhir yang baik,” pungkasnya. (sr)

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *