Denpasar, SuaraRestorasi.com – DPW NasDem Bali terus melakukan gebrakan di akar rumput. Di antaranya dengan membagikan benih jagung kepada kelompok wanita tani di Desa Megati, Selemadeg Timur, Tabanan pada Minggu (30/05/2021). Hadir dalam penyerahan benih jagung ini Wakil Sekretaris DPW NasDem Bali Luh Putu Nopi Seri Jayanti, SH., Wakil ketua Bidang Pertanian, Peternakan dan kemandirian Desa DPW NasDem Bali Tjok Istri Ngurah Roosany, SE., M.Agb., pengurus DPD NasDem Tabanan, serta tokoh masyarakat Tabanan yang peduli pertanian Dewa Nyoman Budiasa.
Menurut Tjok Rosa NasDem membagikan benih jagung sebagai upaya penguatan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi desa. Benih jagung yang dibagikan ditanam di atas lahan seluas 5 hektar milik kelompok tani. Setelah dibagikan pengurus NasDem Bali juga bersama-sama petani langsung menanam benih jagung tersebut.
“Pembagian dan penanaman benih jagung ini merupakan program kemitraan. Tujuannya adalah membangkitkan ketahanan pangan berbasis kelompok,” kata Tjok Rosa. Benih jagung yang dibagikan merupakan kerjasama dengan tokoh Tabanan Dewa Nyoman Budiasa (DNB). komoditas jagung dipilih karena disesuaikan kondisi lahan setempat. Dimana di areal tersebut hanya cocok untuk tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Menurut Tjok Rosa pendampingan petani jagung tersebut tidak berhenti di pembagian benih dan penanaman saja. Tapi akan berlanjut dengan perawatan, pemupukan, pengolahan pasca panen hingga mendatangkan pembeli.
“Pemupukan misalnya, kita arahkan pakai organic. Kemudian selama ini ternyata petani hanya dua kali pemupukan selama tanam, skerang kita arahkah 4 sampai 5 kali,” papar Tjok Rosa.
Untuk pasca panen distributor siap membeli langsung dari petani. Pengalaman sebelumnya petani menjual secara tradisional dengan menjajakan di pinggir jalan. Dibeli tengkulak dengan harga rendah. Sedangkan dengan pendampingan akan diolah dulu sehingga nilai ekonomisnya lebih tinggi di pasaran.
“Kita sudah gaet distributor untuk ambil jagung, tentunya yang sudah dijemur sehingga kadar airnya lebih rendah. Jagung yang sudah dijemur nilai ekonomisnya lebih tinggi,” pungkas Tjok Rosa. (SR)