Foto: Partai NasDem Bali mengajak semua elemen bersatu membangun Bali dan mengimplementasikan Konsep Ekonomi Kerthi Bali.

Denpasar, SuaraRestorasi.com

Sudah saatnya perekonomian Bali berbenah dengan spirit “Bersatu Membangun Bali”. Konsep Ekonomi Kerthi Bali yang diperkenalkan Gubernur Bali Wayan Koster pun diyakini sebagai jalan emas menuju keseimbangan baru ekonomi Bali yang tidak hanya seperti “menaruh telur di satu keranjang”, tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata.

Ekonomi Kerthi Bali yang memiliki 6 sektor unggulan sebagai Pilar Perekonomian Bali, yaitu Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk Peternakan dan Perkebunan, Sektor Kelautan/Perikanan, Sektor Industri, Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital dan Sektor Pariwisata.

Untuk mewujudkan kesimbangan baru ekonomi Bali, Partai NasDem Bali berharap keenam sektor unggulan tersebut memang harus dibangun secara bersama-sama dan sinergi dalam satu kesatuan yang utuh, jangan setengah-setengah, apalagi menganaktirikan salah satu sektor dan menganakemaskan sektor lainnya.

“Kami dari Partai NasDem sangat mensupport enam sektor unggulan dalam konsep Ekonomi Kerthi Bali yang bukunya sudah di-launching oleh Bapak Gubernur. Semua sektor unggulan itu harus berjalan, jangan sampai yang satu menjadi prioritas sementara yang lain tidak digarap serius. Jangan sampai ada istilah anak emas atau anak tiri untuk sektor tertentu. Jadi harus ada keseimbangan, merata dan sinergis dalam satu kesatuan antara satu sektor dengan sektor lainnya,” harap Sekretaris Wilayah DPW Partai NasDem Provinsi Bali Nyoman Winatha, dalam pandangannya yang disampaikan kepada Suara Restorasi, Sabtu (30/10/2021).

NasDem Bali melihat sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan mempunyai potensi yang cukup besar di Bali. Hal ini juga didukung dengan data dan fakta bahwa mayoritas masyarakat Bali masih bergelut di sektor pertanian.

Kondisi pandemi Covid-19 juga membuat semakin banyak warga Bali yang kembali melirik sektor pertanian sebagai alternatif saat sektor pariwisata tumbang terdampak parah oleh pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun. Terbukti pula sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang masih bisa bertahan bahkan bertumbuh di masa pandemi.

Di sektor kelautan dan perikanan, Bali juga punya potensi besar. Bahkan ekspor produk perikanan Bali ternyata masih bergeliat bahkan “berjaya” di tengah hantaman pandemi Covid-19. Hal itu ditunjukkan dengan ekspor produk perikanan Bali mampu meningkat, baik volume maupun nilainya.

Pada semester I 2020 lalu  volume ekspor ikan  Bali sebanyak 10.577,46 ton  dengan nilai  49.414.600,42  dolar AS.  Sedangkan semester I 2021 volumenya 12.924.90, ton dengan nilai 62.166.548,19 dolar AS. Volume naik 22,19 persen demikian juga nilainya  naik 25,81 persen.

“Kita punya tuna, lobster, kerapu, kepiting yang menjadi beberapa produk unggulan di pasar ekspor. Potensi lain tentu masih banyak yang bisa digarap dan ditingkatkan,” kata Winatha.

Begitu pula dengan sektor unggulan lainnya seperti Sektor Industri, Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi. “Produk-produk UMKM kita juga banyak yang mampu bersaing di pasar ekspor, apalagi juga UMKM didorong go digital dengan digitalitasi UMKM,” ujar politisi NasDem asal Jembrana ini.

Yang menarik juga adalah sektor sektor ekonomi kreatif dan digital di Pulau Dewata. Belakangan semakin menggeliat komunitas kreatif yang mampu menjadi penggerak ekonomi kreatif dan ekonomi digital Bali.

Industri kreatif berbasis digital dinilai dapat menjadi solusi untuk dapat menghidupkan kembali roda perekonomian Bali dimana Bali jadi salah satu yang paling terdampak pandemi Covid-19 karena jantung perekonomian mereka melalui sektor Pariwisata. “Masyarakat Bali dikenal dengan kreativitas yang tinggi maka rasanya tidak sulit untuk mengangkat ekonomi kreatif dan digital di Bail,” kata Winatha optimis.

Terakhir, sektor pariwisata diyakini masih menjadi primadona di Bali. Walaupun dalam Ekonomi Kerthi Bali Gubernur Koster menegaskan sektor pariwisata nantinya diharapkan hanya menjadi bonus, Winatha yang juga praktisi pariwisata ini berharap sektor pariwisata tidak serta merta dikesampingkan, melainkan tetap harus dibangun dengan serius apalagi di masa pandemi dan pasca pandemi Covid-19. Sebab tidak bisa Bali begitu saja lepas dari pariwata.

“Apalagi kita melihat situasi dan kondisi pasca pandemi Covid-19 ini, kita belum tahu arahnya kemana. Jadi ada baiknya sektor pariwisata dan sektor lain yang mau difokuskan dan dibangkitkan, kita perlu melihat situasi yang ada di Bali pasca pandemi Covid-19,” pungkas Winatha lantas mengajak semua elemen “Bersatu Membangun Bali” agar Bali bangkti dan pulih. (sr-na)

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *